Senin, 05 Desember 2011

Keluarga Pelayan Transportasi Bebas Emisi

Ada kisah yang menarik dari tetangga di samping rumah. 
Pasangan muda, dengan 1 anak, tinggal bersama bapak/mertuanya yang separuh baya. 
Di pagi hari sang istri sudah rapi, bersiap mengantar anaknya sekolah, sementara sang suami mulai berangkat beraktifitas, menarik becak. 
Di siang hari sang suami pulang, membawa hasil nafkah untuk keluarga, kadang  membawakan mainan atau CD untuk sang anak, sang istri menyiapkan makan siang untuknya. Usai rehat sang suami kembali bekerja, menarik becak hingga sore.  Kupikir aktifitas pencarian nafkah mereka hari ini selesai, ternyata tidak.

Sudah malam, sekitar pukul 22:00 wib, kudengar sang suami baru pulang,  ketukan becaknya sebagai tanda untuk sang istri untuk minta dibukakan pintu rumah belakang.  Ya Allah, hingga larut malam? bekerja tak kenal lelah untuk keluarga.  Sang suami yang pekerja keras dan sang istri yang amanah dan pandai bersyukur.  Keharmonisan mereka bisa menjadi contoh, bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dengan tingginya pangkat, melimpahnya harta. Dalam kesederhanaan pun mereka mampu mensyukuri rizki-Nya , yang tampak dari wajah mereka yang berseri-seri dan tak pernah kudengar ada pertengkaran/masalah sedikit pun. Rumah panggung, sudah dipasangi keramik. Ayah mereka terlihat lebih sehat, dibanding ketika sang ibu masih hidup.

"...karena, bukan kebahagiaan yang menjadikan kita bersyukur, tapi bersyukurlah yang menjadikan kita berbahagia.."
Quote MTGW



Tidak ada komentar:

Posting Komentar